Pernah dengar kata deja vu kan? Pernah ngalami nggak? Suatu
perasaan yang seolah sudah pernah melakukan hal yang sama sebelumnya.
Aku baca di artikel kesehatan, katanya sih sebagian besar
manusia pernah merasakan sensasi deja vu ini dalam hidupnya. Mungkin sekitar
dua atau tiga kali. Kalau lebih dari itu atau sering, sebaiknya diperiksakan
kesehatan (dan mental) nya.
Nah Lo!!
Padahal aku tuh merasa sering lho mengalami deja vu. Walaupun
secara terperinci dan detil, aku agak susah mengingatnya. Yang jelas, sering
sekali di banyak aktifitasku, aku seolah pernah mengalami hal itu. Entah waktu
mimpi atau sudah pernah benar-benar mengalaminya.
Ada sih penjelasan yang masuk akal lainnya, yaitu kemungkinan
kita sudah pernah melakukan hal yang mirip di tempat yang mirip, sehingga
memory otak menipu kita dengan merasakan seolah-olah sudah pernah.
Perasaan deja vu ini hanya sekian detik lho ya..., kalau lama
ngerasakannya, berarti bukan deja vu, tapi sedang bernostalgia atau melamun.
Contohnya secara sederhana begini, ketika kaki melangkah turun
dari kereta..., dan melihat suasana stasiun saat itu, tiba-tiba sekilas kita
merasa kalau sudah pernah melakukan hal itu dengan kondisi yang sama. Sudah.
Srettt, hilang begitu saja.
Tapi kalau rasa atau ingatan itu berlanjut, dengan melihat
seseorang dari masa lalu tiba-tiba berdiri di depan kita. Saling pandang dan
terpaku. Lidah terasa kelu. Jantungpun berdegup bak sedang lomba lari marathon.
Hehehe...., gimana..., pernah merasakan yang mana?
Kalau aku, kupikir aku sering merasakan sensasi deja vu itu dari
mimpi, sebab seringkali mimpiku itu seperti sebuah kisah. Ada jalan ceritanya
yang runtut dan bisa dinikmati.
Dulu sih aku rajin mencatat apa saja mimpiku begitu aku
terbangun. Selalu ada kertas atau buku catatan di sampingku tidur, sehingga
nantinya aku masih ingat apa mimpiku semalam dengan membaca catatan itu. Sebab
kalau nggak langsung dicatat, pasti akan lupa.
"Sudah sarapan belum?" tadi pagi WA ku mencicit.
Pertanyaan ini pernah ditanyakan orang yang sama berpuluh tahun
yang lalu. Bedanya, kalau dulu langsung diucapkan di depanku, sedangkan kali
ini adalah via WA.
"Sarapan dulu sana, mukamu pucat. Sepertinya kamu masuk
angin..." katanya.
"Memang kepalaku agak pusing sih, lututku juga gemetar..." jawabku.
"Makanya makan dulu sana, perutmu kosong itu. Kapan terakhir makan?" katanya.
"Apa iya aku kelaparan..., aku terakhir makan sih kemarin siang..." jawabku sambil berpikir, apakah betul kalau perut kosong, kepala jadi pusing.
"Memang kepalaku agak pusing sih, lututku juga gemetar..." jawabku.
"Makanya makan dulu sana, perutmu kosong itu. Kapan terakhir makan?" katanya.
"Apa iya aku kelaparan..., aku terakhir makan sih kemarin siang..." jawabku sambil berpikir, apakah betul kalau perut kosong, kepala jadi pusing.
Nah, kalau yang barusan itu aku sedang melamun, bukan deja vu.
Aku memutar kembali memory berpuluh tahun lalu karena satu pertanyaan yang sama
dengan masa yang berbeda, hehehe....
Deja vu-ku kali ini adalah, aku seolah sudah pernah menuliskan
kata-kata dan kalimat yang sama, entah kapan dan di mana....
Status FB 12-12-2018