Minggu, 17 Juli 2011

BILA LUKISAN INDAH ITU RUSAK

Apa yang kamu lakukan bila lukisan indahmu dirusak? Kalimat itu kubaca semalam di kaskus, yang aku lupa siapa penulisnya tetapi isinya begitu membekas buatku. Intinya penulis itu menyatakan bahwa kita manusia ini menjalani hidup bagaikan pelukis yang melukis sebuah lukisan.

Seorang pelukis, akan menuangkan semua ide, cita dan angan-angannya dalam sebuah lukisan yang indah, yang setiap saat akan terus direnovasi dan diupayakan untuk semakin indah. Ketika pada suatu saat si pelukis merasa lukisannya sudah cukup indah, dia akan berhenti sejenak untuk sekedar menikmatinya.

Dikisahkan, ada seorang pelukis yang sudah pada taraf tersebut. Dia begitu menikmati lukisannya, mulai dari jarak dekat sampai tanpa disadarinya dia mulai melangkah mundur, mundur, mundur lagi semakin jauh dan nyaris terjatuh dari dinding tinggi tempatnya melukis. Dalam keadaan seperti itu, orang lain tentu akan menjadi serba salah untuk mengingatkan keadaan genting tersebut. Bila diteriakin, kemungkinan besar si pelukis jadi kaget dan malah terjungkal ke bawah. Mau dihampiri, bisa jadi akan terlambat.

Tiba-tiba, tanpa diduga-duga… majulah seseorang menghampiri lukisan si pelukis dan langsung mencoret-coretnya. Melihat lukisannya yang indah jadi rusak, si pelukis langsung terhenti langkah mundurnya dan sontak merasa marah pada orang yang telah merusak lukisannya itu. Diapun maju kembali menghampiri lukisannya.

Tetapi, ketika si pelukis akan meluapkan amarahnya pada si perusak lukisan, ada orang lain yang segera memberitahukan kondisinya. Bahwa saat itu dia sedang berada di titik kritis, dan hanya dengan merusak lukisannya sajalah nyawanya dapat diselamatkan.

Begitu juga dengan kita. Dalam menjalani kehidupan, ketika kita sudah melukiskan semua keinginan hidup dalam sebuah lukisan indah yang siap dibingkai anggun, tetapi tiba-tiba saja Allah merusak lukisan indah itu, misalnya dengan sebuah kegagalan atau musibah yang menimpa. Mungkin kita akan marah pada Allah karena sudah mengacaukan semua impian itu. Tetapi hendaknya kita ingat, bahwa Allah merusak lukisan itu tentu dengan maksud yang lain di dalamnya. Yang justru akan menyelamatkan kita dari kehancuran yang kita buat sendiri.

Tulisan ini kubuat untuk seorang sahabat, yang pada hari ini kehilangan suaminya, kekasih hatinya yang begitu tiba-tiba dipanggil olehNya karena serangan jantung. Semoga cerita ini dapat sedikit mengobati rasa sakit itu dan menemukan hikmah di baliknya. Selama hidupnya, alharhum adalah orang yang baik dan taat beribadah. Allah pasti menyiapkan tempat yang indah untuknya. Aamiin.


Dengan rasa duka cita yang mendalam,

Bogor, 17 Juli 2011