Jumat, 01 April 2016

Ragam Kehidupan



Sejak pindah tempat tinggal, aku hampir tidak sempat lagi menulis. Padahal sebenarnya begitu banyak hal-hal menarik di sekitarku yang dapat menjadi bahan tulisan. Tapi apa daya, tangan dan kaki hanya sepasang, dan tubuhpun hanya satu.

Kali ini, ada lagi hal yang menggelitik hatiku dan tidak dapat  menahanku untuk tidak menulisnya. Yaitu tentang anak.
Ya, anak. Anak adalah titipan Tuhan. Kita hanya dapat menerima apapun yang Diberikan oleh Tuhan, kemudian berusaha menjaga titipan itu semaksimal mungkin. Bagi yang belum sempat Dititipi oleh Tuhan, hanya dapat berdo’a dan berupaya.

Nah, ada seorang kenalan baru yang bercerita padaku. Dia dan suaminya sudah 15 tahun menikah dan belum dikaruniai momongan. Segala do’a dan upaya sudah dicobanya, tetapi rupanya memang masih belum mendapatkan anugerah itu.
Di salah satu upayanya beberapa tahun yang lalu, adalah upaya yang menurutku cukup miris dan menyesakkan dada.
Dia bercerita:
“Waktu itu aku sudah beberapa tahun menikah mbak, dan sudah ingin sekali menimang anak. Tiba-tiba rekan kerjaku yang sedang hamil bercerita padaku, bahwa dia sejak gadis sampai menikah itu belum pernah sama sekali menstruasi. Ya, dia tidak pernah mendapat haid sama sekali padahal dia wanita tulen. Tapi saat ini dia sedang hamil.”
“Ternyata rekanku itu dapat hamil karena dia pergi ke ‘orang pintar’ mbak, dan dia menawarkan padaku, apakah aku mau mengikuti jejaknya.”
“Pikiranku gini, dia yang nggak pernah haid saja bisa hamil, masak aku yang normal tidak dapat hamil. Jadi akupun mau mbak. Aku dikasih alamat ‘orang pintar’ itu.”
“Akupun hamil mbak…”

“Tunggu. Tunggu….!!” Kusela ceritanya.
“Gimana caranya koq jadi hamil karena pergi ke dukun? Emang disuruh ngapain??!!” Aku benar-benar penasaran.
Kenalanku ini meneruskan ceritanya:
“Aku dan suamiku tiap hari datang ke ‘orang pintar’ itu, rumahnya daerah Krian. Aku dikasih air yang harus kuminum. Itu saja. Syaratnya aku nggak boleh ke dokter.”
“Aku memang hamil. Diperiksa lab di situ juga hasilnya positif hamil.”
“Tapi ada perkembangan di janin nggak? Perut tambah gede nggak?!!” tanyaku.
“Aku nggak tau mbak, kan nggak boleh periksa ke dokter. Tapi yang jelas badanku memang tambah gemuk mbak, dan aku juga nggak dapat haid.” Jawabnya.
Bisa begitu ya, pikirku. Dukun tadi sakti amat ya….
“Terus, pas usia kandungan sekitar tujuh bulan, aku ngerasa aneh. Koq badanku sakit semua dan perutku tidak ada pergerakan sama sekali. Akhirnya aku sama suami berembuk, dan nekat pergi ke dokter.”
“Hasilnya….., saat itu juga dokter menyuruh aku kuret. Harus.”
“Emang kenapa? Meninggalkah bayinya?” Tanyaku.
“Aku nggak tau mbak, suamiku yang dikasih tau dokter…., aku nggak boleh tau…” Katanya.
“Terus, teman kerja tadi kehamilannya gimana?!” tanyaku penasaran.
“Setelah hamil kan aku keluar kerja dan nggak ada kontak lagi sama teman tadi mbak…”
“Tapi orang yang ingin hamil dan pergi ke ‘orang pintar’ tadi bukan cuma aku mbak…., banyyakkk….”
“Waktu itu bayar berapa ke dukun itu?” Tanyaku.
“Yaah, lupaa…., tapi ya lumayanlah…” Katanya tersipu.
Wah, kaya tuh si dukun, pikirku.

Terus terang aku gemas mendengar cerita kenalanku ini, sebab sungguh ajaib di jaman sekarang ini koq dia dan suaminya masih percaya sama hal yang nggak masuk akal itu.
Sama ajaibnya kalau ingat cerita ibuku dulu, bahwa katanya ibuku dulu pernah kehilangan kehamilannya yang sudah usia tujuh bulan.
Jadi ceritanya ibuku hamil nih, sudah usia tujuh bulan (kalau nggak salah, hamil ‘adikku’ yang ke sekian). Nah, suatu malam, tiba-tiba dalam tidurnya ibuku bermimpi didatangi seorang laki-laki tidak dikenal yang bilang gini, “Nduk, anakmu tak jupuk yo..”
Dan keesokan paginya, perut ibuku sudah kempis. Hamilnya hilang. Ibuku pergi periksa ke dokter, kata dokter tidak ada janin lagi, tapi memang rahimnya bekas hamil. (???)
Cerita yang ajaib kan?!
Bagaimana menurut anda???
Hehehe…..



Malang, 1 April 2016
#sampai sekarang tetap nggak habis pikir