Sabtu, 06 Agustus 2011

Sehelai Rumput Bertanya Pada Tuhannya

Sehelai rumput yang hampir koyak karena terinjak dan terlindas, masih berusaha menggeliat…….

Berusaha mengabaikan tubuhnya yang tercabik untuk tetap dapat bangkit, untuk tetap dapat melambai, supaya padang rumput luas yang hijau indah itu tidak ternoda oleh keberadaannya yang tanpa daya

Sehelai rumput yang hampir luruh itu masih berusaha bertahan, supaya padang rumput itu tetap hijau dan indah serta sedap dipandang mata dengan segala upaya

Sehelai rumput itu berpura-pura menjadi batang, yang tidak mudah koyak dan tercabik hanya karena terinjak dan terlindas

Berusaha menipu dirinya sendiri yang senyatanya hanyalah sehelai rumput

Aku tidak mau menyerah atau mengalah, karena ada yang berlindung dibawah helai rapuhku

Coba lihatlah semut-semut itu yang seolah sekoloni peri-peri cantik

Atau, coba perhatikan bintik-bintik kecil kutu daun di balik helaiku

Mereka membutuhkanku

Mereka membutuhkanku

Sehelai rumput yang hampir koyak karena terinjak dan terlindas, masih berusaha menggeliat.....

Menahan sakit dalam diam yang lama, tangisnyapun berurai

Katanya Tuhan tidak akan memberikan cobaan di luar batas kemampuan umatNya?

Apakah aku bukan umatNya, sehingga Tuhan harus memberiku cobaan yang sudah tak mampu lagi kuhadapi?

Atau, apakah Tuhan menganggapku super rumput sehingga cobaan demi cobaan terus melindasku tanpa henti?

Astaghfirullah al adzim………… Astaghfirullah al adzim…………. Astaghfirullah al adzim………………, ampunilah aku Tuhanku…………… aku bukanlah rumput super yang mampu terus menerus bertahan dari semua injakan, lindasan dan hempasan badai ini

Aku hanyalah sehelai rumput lemah yang ada karena kasihMu, aku menyerah sekarang, aku datang padaMu sekarang…………, kuserahkan diriku padaMu………….. Maukah Kau menerimaku sekarang?

Bogor, 6 Agustus 2011