Sabtu, 03 November 2012

Ojek Sepeda



Kapan ya aku terakhir kali dibonceng naik sepeda onthel? Rasanya sudah lama sekali. Dulu waktu SMP aku pernah diantar pulang dari sekolah oleh seorang teman karena aku ngambek pada seorang temanku yang lain yang sudah menyebabkan sepatuku masuk ke air. Waktu itu aku bawa sepeda sendiri, tapi karena sepatuku basah kuyup, makanya oleh temanku itu aku dibonceng pulang.

Waktu SMA aku sudah tidak punya sepeda lagi dan kemana-mana nyaris selalu naik motor. Waktu kuliah apalagi. Tapi, waktu sedang jalan-jalan ke Nusa Tenggara Barat, sepertinya aku pernah dibonceng sepeda muterin halaman rumah dinas kabupaten Bima oleh anaknya Bapak Bupati waktu itu. Jadi kurasa saat itulah aku terakhir kali dibonceng naik sepeda. (Kalau naik sepeda sendiri sih masih sering, pakai sepeda anakku buat beli sate atau ke Indomart dekat rumah)

Nah, beberapa hari lalu kan aku harus menemui seseorang di Lindeteves Trade Centre. Dari rumah aku naik kereta ke Stasiun Kota, berdiri full dari ujung ke ujung karena memang jam orang kerja, dan aku naik di gerbong wanita yang toleransi antar sesama wanita agak kurang kecuali pada nenek-nenek atau orang hamil. Kaki pegel dan gerah, AC ataupun Fan nggak mempan lagi saking padatnya penumpang.

Dari Stasiun Kota ke LTC ini ebetulnya tidak terlalu jauh dan ada angkot yang lewat tepat di depannya. Tapi aku ingin merasakan sensasi yang lain, sensasi naik ojek sepeda. Mumpung lagi jalan sendiri, jadi bisa melakukan apapun sesuka hatiku. Kalau sedang jalan dengan orang lain, mana mungkin temanku mau kuajak naik ojek sepeda. Yang ada aku malah diomelin dan dikatain macam-macam… hehehe…

So, ketika keluar dari Stasiun dan ada Tukang Ojek Sepeda yang nawarin aku, langsung saja deh kusambut tawaran itu dengan hangat (nego tarif dulu tentunya…). Memang harganya lebih mahal empat kali lipat dibanding naik angkot, tapi ini kan pakai tenaga manusia dan sensasinya itu lho….., tidak akan sama lagi bila aku kelak akan naik ojek sepeda ini untuk yang ke dua, ke tiga atau ke empat kalinya…..

Menyusuri suasana Jakarta Kota di pagi hari, di saat kendaraan belum terlalu padat dan matahari belumlah menyengat ternyata membawaku seolah terbang ke awan. Membayangkan dibonceng oleh Galih Rakasiwi dan aku adalah Ratna…..wow…., aku begitu menikmati hembusan angin yang menerbangkan rambutku. Nyaman sekali….,lepas sudah beban dunia…… hehehe, lebay.com.

Sepeda yang dipakai sebagai ojek di daerah Stasiun Kota ini semua adalah sepeda kuno, sepeda jaman kakekku dulu yang bodynya tinggi-tinggi. Hanya saja, boncengannya diberi spons supaya penumpang tidak terasa sakit ketika duduk di boncengan aslinya yang hanya terdiri dari besi. Ada sedia payung juga yang mungkin untuk mengantisipasi hujan atau mungkin bila panas terlalu menyengat. Yang jelas, para bapak Tukang Ojek Sepeda ini pasti berusaha membuat nyaman penumpangnya.

Ketika besoknya aku bercerita pada temanku kalau aku naik ojek sepeda ketika pergi ke LTC, apa jawabnya?
“Lu gila sih…, kalau gua kan malu..” katanya.
“Pakai gelang juga segitu banyak, kalau gua kan mikir…., nggak pede….” katanya lagi. Hahahaha……..

Tampaknya kalau sering dibiarkan sendirian, naluri gilaku bisa muncul lagi sedikit demi sedikit. Dulu yang sempat teredam lama, kemungkinan akan kembali muncul ke permukaan… hehehe…. (Kira-kira berbahaya nggak ya, sebab katanya kan sedikit demi sedikit akhirnya menjadi bukit. Kalau naluri gilaku membukit, gimana dong…)




Bogor, 4 November 2012