Indonesia itu indah. Semua orang
juga tahu itu, mulai dari anak kecil sampai orang Luar Negri juga tahu itu. Karena
di Pelajaran Sekolah juga selalu diungkapkan keindahan Indonesia. Tapi sebagian
besar yang dimaksud indah di dalam kalimat tadi biasanya lebih menyorot pada
arti harafiah indah untuk pemandangan alam yang tidak dapat dipungkiri kalau
pemandangan di seluruh Indonesia memang sangat indah.
Kalau buatku, aku benar-benar
dapat merasakan dan melihat Indonesia Indah itu adalah ketika dulu masih
tinggal di Kompleks TNI AL Kenjeran Surabaya, ketika aku masih remaja.
Keindahannya bukan hanya tertulis secara teori seperti tulisan di buku
pelajaran SD.
Di Kompleks TNI AL Kenjeran ini
yang kebetulan juga bertetangga dengan Kompleks TNI AU, aku pernah merasakan
suasana kebersamaan, kekeluargaan, dan toleransi antar berbagai suku-bangsa dan
agama yang indah. Karena di sana pula tinggal berbagai suku-bangsa dari Sabang
sampai Merauke yang menganut berbagai macam agama dan dapat hidup bersama
dengan damai. (Ada 4 rumah peribadatan di sana : Masjid, Gereja Katholik,
Gereja Protestan, dan Pura)
Tidak pernah ada rasa takut, iri,
canggung, ataupun syak wasangka yang lain pada tetangga sebelah biarpun dia
berasal dari Makasar, Manado, Batak, Toraja, Maluku, Jawa, Padang, Bali, ataupun
dari daerah lain tiap kali masing-masing sedang melaksanakan ibadahnya.
Begitu juga dalam pergaulan
sehari-hari, kami yang tergabung dalam Wadah Karang Taruna tidak pernah
membeda-bedakan dalam bergaul. (Yang pacaran lintas suku atau agama juga
banyak) Semua tumplek blek jadi satu dan selalu merayakan kegiatan apapun
secara bersama-sama.
Sekarang, setelah sekian puluh
tahun berlalu, kami yang dulu adalah
para remaja itu dan telah tinggal terpisah-pisah serta tersebar di seluruh
penjuru Indonesia, telah dipertemukan kembali dengan saudara-saudara masa
remaja dulu lewat bantuan tekhnologi internet. Kami ingin meneruskan rasa
kebersamaan yang indah dulu pada anak-anak kami, supaya di dalam hatinya tidak
teracuni semua kata-kata provokator yang dapat memecah belah kebersamaan dalam
hidup berbangsa dan bernegara.
Tak Kenal maka Tak sayang.
Kalimat itu nyata benar dalam kehidupan bersosialisasi sekarang. Termasuk di
tempat tinggalku yang sekarang. Komunikasi sekedar basa-basi, semuanya tidak
keluar dari hati. Masing-masing lebih suka hidup berkelompok dalam golongannya
saja. Seandainya saja tidak ada rasa saling curiga. Seandainya saja
masing-masing dapat saling menerima, pasti akan timbul rasa sayang itu. Aku
bangga pernah menjadi bagian dari kalian, saudara-saudaraku ex Kompleks TNI AL –
AU Kenjeran Surabaya.