Kemarin sore sekitar jam lima, aku
ke rumah salah seorang tetanggaku untuk urusan kerjaan (untuk kujadiin
responden), ternyata dianya lagi tidur.
“Mama masih tidur…” kata anaknya.
“Oh, masih tidur ya…, barusan
tidurnya?” tanyaku.
“Siapaaaa? Mau ngapain?” sebuah
suara dari dalam kamar.
“Tuh, mama sudah bangun….” kata anaknya.
Dari pintu kamar keluarlah
tetanggaku tadi dengan mata masih setengah terpejam dan rambut acak adul.
“Aduuuh, sorry ngeganggu….., lagi
tidur ya…..” kataku.
“Aku baru pulang dari Bali, tadi
naik pesawat jam delapan, jadinya aku musti bangun dari jam tiga pagi…, ngantuk
banget, tuh masih acak-acakan….” katanya sambil menunjuk hamparan kaos-kaos dan
celana pendek khas Bali yang tersebar di kursi, “Aku ke kamar mandi dulu ya…”
sambungnya.
Keluar dari kamar mandi dia membuka
kotak Pie Susu khas Bali dan Keripik Pisang yang kemudian disuguhkan ke aku.
“Nih, coba pie-nya…., sambil ngopi
ya…, aku pingin ngopi nih…” katanya. Aku mengangguk saja, walaupun sebetulnya
ngopi ini bukanlah kebiasaanku. Aku nurut saja buat penebus rasa bersalah
karena mengganggu waktu istirahatnya….,
hehehe… (Setelah berbasa-basi sejenak, baru deh aku memulai wawancara yang
berlangsung cukup lama karena sambil ngobrol….)
Hamparan kaos-kaos dan celana
yang dibawa tetanggaku tadi sudah dipasang-pasangkan, katanya satu pasang untuk
suaminya, dua pasang untuk dua putrinya, satu pasang lagi untuk anak lelakinya,
dan ada sandal buat pembantunya, serta kue-kue yang disuguhkan padaku tadi.
Semua itu namanya oleh-oleh, yang
dalam pengertian luasnya (menurutku lho ya….) adalah bentuk kasih sayang supaya
mereka ikut merasakan apa yang kita alami.
Menurutku juga nih, Oleh-oleh,
buah tangan, atau apapun itu namanya sepertinya sudah masuk dalam budaya kita
sebagai orang Indonesia selain keramah-tamahan yang kita miliki. Buktinya di
mana-mana selalu ada tempat untuk menjual berbagai macam benda dan makanan
untuk oleh-oleh, iya kan?!
Malah waktu aku kecil dulu ada
lagu dalam bahasa jawa yang syairnya aku lupa pastinya, tapi sepertinya ini
kalimat seorang kakak pada adiknya : ”…… Aku
nderek ibu, tindak menyang pasar, ……..……. ora pareng rewel orang pareng nakal,
mengko ibu rawuh, mundut oleh-oleh….,
kacang karo roti…., adik diparingi….”
(Catatan: syair bahasa jawa
kudapat dari hasil kolaborasi ingatan dengan seseorang yang barusan ku SMS,
walaupun tidak sempurna kurang lebih ya seperti itulah…. Hehehe….)
Dalam Bahasa Indonesia, kurang
lebih artinya….. “….. Aku ikut ibu, pergi ke pasar, ……. tidak boleh rewel tidak
boleh nakal, nanti kalau ibu pulang, beli oleh-oleh…., kacang dan roti…, nanti adik
dibagi……”
Mau diminta atau tidak, kalau
kita bepergian…, pasti ingatan kita akan pada ‘oleh-oleh apa ya nanti buat si
A, buat si B, dan seterusnya…..’
Hayooo…, bener nggak sih?
Sebetulnya pemikiran ini sudah
lama mengendap dalam pikiranku, sejak beberapa tahun yang lalu, ada seorang
tetanggaku (sekarang sudah pindah ke Bintaro), yang pada saat itu juga baru
pulang dari Bali.
“Nih, oleh-olehmu…, yang lain
kubawain dompet aja…” katanya sambil memberiku celana panjang gombrang warna
hitam yang kalau dipakainya cuma diikat-ikat saja, tidak pakai resleting.
Katanya waktu itu kalau nggak salah adalah hasil tembakan dari rancangan desainer
cowok anaknya pemain sinetron (aku lupa namanya) tapi cantik dan mukanya mirip
sama Dian Sastro.
“Orang Indonesia ini ya gini ini,
pergi bawa satu koper, pulangnya bawa tiga koper…. Otak mau refreshing juga ga bisa
seratus persen, sebab sekian persen mikirin nanti harus beli oleh-oleh buat si
A si B…. “ katanya. Bener juga, pikirku waktu itu dan waktu sekarang….., sampai
sekarang maksudnya…. Hehehe….
Aku juga ingat, ada seorang
temanku yang oleh-olehnya itu sampai harus dipaketin karena ga bisa bawa.
Budaya yang indah, karena mempererat tali silaturahmi dan kekeluargaan, dan
membahagiakan juga bagi yang memberi, walaupun mungkin agak menyakiti si dompet
kalau dana yang ada terbatas…., hihihi….
Bogor, 14 Oktober 2013
Satu hari sebelum Hari Raya Qurban,
dan makasih buat yang lagi ngudang sapi (sampai harus berhenti di pinggir jalan
karena tiba-tiba teringat syair lagu jawa yang kutanyakan tadi…. Hehehe….).