Jumat, 10 Desember 2010

Penjahat itu Jenius Lho!

Beberapa waktu lalu ada email masuk dari orang tidak dikenal ke email suamiku. Alamat pengirim berasal dari Senegal, salah satu Negara-negara yang ada di Afrika sana, seingatku. Nama pengirimnya Esther Musa, ada foto-fotonya lagi. Sama Yahoo sih dimasukkannya ke Spam, jadi hampir terlewat untuk dibaca.

Isinya kurang lebih begini, (eh… kayaknya sih dikirimnya pakai google translate deh, soalnya bahasa Indonesianya kacau balauuuu….). Awal surat sih biasa, basa-basi dulu yang bilang kalau anda mungkin terkejut karena sebelumnya tidak pernah/belum ada hubungan sama sekali. Terus, dia bercerita kalau dia adalah mahasiswi tahun ke dua di salah satu Universitas di sana, tapi sayangnya saat ini dia terpaksa tinggal di kamp pengungsi yang dikelola oleh PBB. Dia terpaksa tinggal di pengungsian setelah ada semacam perang atau pemberontakan yang menewaskan keluarganya (ayah, ibu dan saudara-saudaranya).

Ayahnya dulu adalah Pimpinan/Direktur Perusahaan yang bergerak di bidang gas, dan ayahnya meninggalkan deposito sebesar $USD 6,5 juta, yang sayangnya tidak dapat dicairkan olehnya karena status hukumnya sebagai pengungsi telah menyebabkan kehilangan hak itu. Parahnya, dia punya ibu tiri yang ingin menguasai deposito peninggalan ayahnya dan ingin membunuhnya.

Maka dari itu dia ingin segera keluar dari Senegal dan pergi ke Eropa. Tetapi sebelum itu, dia ingin minta tolong pada suamiku untuk membantunya mencairkan deposito peninggalan ayahnya. Caranya, saat ini suamiku diminta mengirim data-data pribadi ke dia, boleh juga ke pendeta di sebuah Gereja yang melindunginya (dia menyebut Pendeta John Dada, dan nomor HP yang bias dihubungi memang berkode Negara Senegal). Setelah suamiku mengirim data-data pribadinya, dia akan memberitahu langkah apa selanjutnya. Katanya, nanti kalau duitnya sudah diterima suamiku, dia akan datang ke Indonesia buat ambil uangnya.

Waktu selesai membaca email itu (malam-malam, kira-kira jam 02.00 malam), sama suamiku surat itu di print dan langsung membangunkan aku.

“Mie, tolong baca ini, maksudnya apa sih… mumet aku bacanya…” kata suamiku.

Sambil ngucek-ngucek mata dan mencoba mengumpulkan dulu separuh jiwaku yang belum genap karena lagi enak-enaknya mimpi, aku mencoba membaca surat itu. Kalau tulisannya sudah seperti yang kutulis di atas sih enak, langsung ngerti. Ini, masih dengan Bahasa Indonesia made in google yang aneh dan kacau. Jadi aku harus mengerahkan dulu tenaga dalamku (eh, nggak nyambung ya…hehehe….).

Setelah kuterjemahkan sebisaku, “Sudahlah pie,… paling orang mau nipu… Mamie ngantuk ah, besok pagi aja ngebahasnya…” jawabku.

“Ngapain nipu sampai nyebrang lautan, kenal juga enggak…” jawab suamiku.

Aku tidak menjawab dan meneruskan tidur. Nasib surat itupun terbengkalai begitu saja sampai beberapa hari kemudian karena suamiku juga sudah hampir lupa.

Tiba-tiba, malam itu suamiku kembali membangunkan aku, “Mie, ini ada surat lagi…” katanya.

Isinya adalah menjelaskan langkah-langkah apa yang harus dilakukan suamiku. Kalau nggak salah ingat, pertama suamiku harus meneruskan surat yang sudah dibuatkan oleh Esther untuk dikirimkan pada seseorang yang beralamat di London. Isi suratnya adalah semacam pernyataan kalau suamiku adalah orang yang diberi kepercayaan oleh Esther berhubungan dengan Deposito ayahnya. Katanya orang itu adalah yang menangani uang ayahnya di Bank London. Kedua, suamiku harus segera mengirimkan nomor rekeningnya pada orang London itu supaya deposito ayah Esther bisa segera ditransfer ke rekening suamiku.

Yang lucu, katanya kemarin suamiku harus kirim data-data pribadi dulu baru akan diberitahu langkah selanjutnya, karena dia juga ingin tahu secara pasti (kredibilitas) bagaimana orang yang akan dimintain tolong. Ini, suamiku belum mengirim apapun koq sudah datang surat selanjutnya.

Kubilang pada suamiku, “Sudahlah pie…, nggak usah diurusin lagi. Yang ini jenis penjahat bego…, padahal biasanya penjahat itu pinter-pinter, jenius….” Kataku sambil tidur lagi.

Aku heran, penjahat itu koq ya punya ide macem-macem. Coba kalau ide itu dipakai di jalan yang benar, pasti mereka akan jadi orang yang sukses. Sayang kan ide brilian diapakai buat kejahatan. Menipu.

Suamiku sendiri, saking penasarannya, dia mencoba mencari keterangan seputar surat-surat semacam itu. Akhirnya dia dapat seseorang yang bernama Miss Yang dari Jerman yang memberitahu kalau yang semacam itu adalah jenis penipuan internasional. Miss Yang ini malah punya blog yang isinya adalah tentang penipu-penipu yang rata-rata memang berasal dari Negara-negara Afrika dan jumlah yang pernah tertipu juga lumayan banyak. Kisah-kisah yang diungkapkan juga rata-rata senada.

Kalau dipikir-pikir, lha iya…. Mau nipu aja koq ya jauh-jauh…., pakai internet lagi… Mbok ya nipu tetangganya aja… (lho??!!) hehehe…..

Sekedar share,

Bogor, 10 Desember 2010