Liburan yang hanya beberapa hari
ini benar-benar kumanfaatkan untuk mengembalikan stamina dan berat tubuh yang
hilang karena aktifitas yang lumayan padat. Sehingga, waktu terbanyak dari 24
jam sehari itu kupakai untuk tidur tidur dan tidur. Barangkali dengan tidur seharian
selama berhari-hari (mirip tupai yang lagi hibernasi), bobotku bisa kembali
naik barang sekilo dua kilo lagi, biar nggak kelihatan peot banget gitu. Kasihan
kan kalau para penggemarku melihat keadaanku yang sekarang? Pasti mereka akan
kecewa berat dan beralih mencari idola baru,… hehehe….. (imajinasi sebagai artis).
Begitu melek mataku dan kondisi masih
berada di ambang batas kesadaran, telingaku menangkap suara cempreng Sponge Bob
dari TV. Kucoba melirik ke tempat TV, hhhhh…….. anak bungsuku terkekeh-kekeh
melihat ulah Patrick yang blo’onnya selangit itu.
“Ya ampun dek, memangnya nggak
ada film kartun yang lain? Film ini kan sudah sepuluh ribu kali diputar
dekkkk……. Nggak bosen apa?” kataku.
“Nggak tuh, Sponge Bob ini nggak
bosenin mamie….” Jawabnya sambil tetap tertawa-tawa. Padahal, ya ampuuuunnnn….,
episode yang diputar ya itu lagi itu lagi….
“Tapi mamie bosen lihatnya dek…”
kataku lagi.
“Soalnya mamie lihatnya nggak
menghayati, coba mamie ikuti jalan ceritanya… pasti deh mamie nanti nggak bosen
lagi. Habis ini nanti kan Patricknya bla bla bla…., terus blab la bla….”
jawabnya sambil menceritakan kelanjutan ceritanya. Nah, itu… bahkan dia saja
sampai hafal jalan ceritanya, tapi koq ya nggak bosen-bosen… Bener-bener
imajinasi yang hebat, bisa membuat bintang laut, spons, gurita, kepiting,
bahkan plankton terangkai jadi satu dalam sebuah kisah yang aneh tapi herannya disukai
oleh banyak orang di seluruh belahan bumi ini.
Terus terang aku sendiri juga
suka sekali nonton film kartun anak-anak, tapi kalau film itu gambarnya bagus
dan ceritanya menarik…., lumayan buat refreshing. Seperti film film Barbie,
Peri-peri, Avatar, dan lain-lain…. Pokoknya yang gambarnya bagus dan seperti
sungguhan. Bahkan aku juga pernah menangis hanya karena menonton film kartun
yang sedih (tapi aku lupa film apa ya dulu itu).
Aku selalu kagum pada inspirasi,
imajinasi dan daya cipta yang dimiliki oleh pembuatnya. Hebat banget gitu,
gambaran tangan bisa bergerak (walaupun dimainkan oleh computer) dan bertingkah
laku seperti manusia beneran……, kemudian imajinasinya yang menggiring kita untuk
ikut larut di dalam ceritanya…. Serta inspirasinya untuk membuat semua itu menjadi
tontonan yang menarik…. Wow wow wow…., jempol lima deh…. Hehehe….. (yang satu
pinjam jempol tetangga).
Imajinasi. Ya, imajinasi inilah
yang paling membuatku terkagum-kagum. Bagaimana seseorang dapat melepas bebas
imajinasinya sehingga menghasilkan satu runtutan cerita yang indah…., (yang
selalu ingin kumiliki). Aku ingin punya imajinasi yang bebas lepas seperti
itu…, sebab yang kupunya masih banyak sekali direcoki kekangan dan hambatan di
sana-sini, sehingga imajinasiku sering harus mandeg dan terbuang di tengah
jalan karena tidak dapat lagi berlanjut.
Anak bungsuku ini tampaknya
mempunyai jiwa seni yang cukup besar dibandingkan anak-anak sebayanya. Maka
dari itu, aku berusaha memberinya keleluasaan dalam berimajinasi, berekspresi
dan mencipta. Kubiarkan dia bereksperimen dan mengeluarkan semua yang ada di
kepalanya. Aku ingin dia melepaskan semua kekangan asal masih dalam batas
kelayakan untuk anak seusianya. Hasilnya, dia selalu membuat sendiri mainannya
dari kertas-kertas, kardus, kaleng dan sebagainya sampai rumahku setiap hari
seperti memelihara tuyul karena selalu penuh sampah dari potongan kertas,
kardus dan kaleng bekas yang sudah dibentuknya menjadi bermacam-macam,
tergantung imajinasinya saat itu. Mainan itupun akan dimainkan sendiri dengan
serunya seolah dia sedang bermain dengan sekelompok teman-temannya. (Waktu itu
tetanggaku sampai melongok ke rumahku, ingin melihat dengan siapa anakku
bermain karena terdengar heboh banget, dan diapun hanya tersenyum waktu melihat
anakku yang ternyata sedang bermain sendiri).
Coba bayangkan bila manusia
diciptakan Tuhan tanpa imajinasi, mungkin dunia ini akan sangat sangat
membosankan. Kita ambil contoh satu bentuk benda saja ya,… misalnya kotak. Maka
mobil bentuknya hanya kotak saja tanpa lekukan-lekukan eksotis di bodynya.
Kue-kue juga, misalnya donat… mungkin bentuknya bukan seperti itu, tapi kotak
macam balok bekas gergajian tukang yang bikin kusen rumah. Baju juga gitu,
kalau nggak ada bentuk lain dalam kepala manusia, mungkin semua modelnya sama…
macam robot pakai baju zirah…. (bahkan baju zirah aja nggak kotak semua
bentuknya). Aaahhh, pokoknya nggak asik deh kalau manusia nggak punya imajinasi
dan semua isi kepala seragam. Pasti semuanya stag aja. Bener nggak sih?!
Saat nulis ini, aku sambil mengamati
tetanggaku yang sedang menyiram jalanan dan bunga-bunga yang ditanamnya karena
kemarau yang cukup panjang membuat jalanan berdebu yang mengepul-ngepul setiap
saat. Tiba-tiba saja terlintas di kepalaku, bagaimana ekspresinya kalau
ternyata yang keluar dari selang airnya bukan lagi air bening hasil sedotan
sumurnya, tapi kuah rawon dengan potongan daging dan sandung lamur di
dalamnya…., hehehe…… (ini imajinasi orang dengan perut yang lapar, padahal di
dapurnya hanya ada nasi putih dan kerupuk).
Tidak terasa, ternyatasSekarang
sudah hampir maghrib…. Akupun harus menghentikan aliran isi otakku ini sampai
di sini dulu, aku harus mencari sesuatu untuk pengganjal mulut cacing-cacing
dalam perutku, sebab imajinasi orang yang kelaparan akan berbahaya nantinya.
Bisa-bisa sajadah dianggap onggokan daging dan sandung lamur yang siap
dimasukkan ke dalam perut…., hehehe…. Salam…
Dalam kekuatan imajinasi ‘perut lapar’,
Bogor, 25 Agustus 2012