Senin, 10 Juni 2013

Mistery



Tadinya aku nggak sadar kenapa sering tertidur di saat menemani anakku nonton acara misteri di salah satu stasiun TV Swasta yang tayang di tengah malam, padahal acaranya juga tidak terlalu lama. Parah amat sih mataku.
Kupikir karena aku sudah kecapek-an pulang kerja dan usia yang sudah tidak muda lagi pastilah bikin mata cepat sekali mengantuk.

Aku baru sadar kalau aku ternyata selalu tertidur di saat tayangan iklan, sehingga bangun-bangun acaranya sudah selesai. Habis, acara yang tidak lama itu ternyata iklannya buanyak bangets deh….
Iseng aku lalu mencoba menghitung saat jeda iklan, berapa iklan sih sekali jeda itu, pikirku. Hasilnya?.... Amboyyyyy…. Aduh duh duh duh aduh banyaknya… sekali jeda bisa 15 – 20 produk…… (sambil nyanyiin ya….)

Kalau melihat iklannya yang bejibun (aku curiga, jangan-jangan tayangan acara dengan iklannya, durasinya lebih banyak iklannya deh…!!), itu sama dengan artinya rating acara ini cukup tinggi. Sebab, kalau nggak ada yang nonton, mana mau pemasng iklan menaruh produknya di acara tersebut. Iya kan? Buat yang belum pernah nonton, coba deh sekali-sekali nonton. Kadang aku tertawa geli sebab ternyata jin itu juga ada yang pinter melucu…. Hehehe…..

Kenapa acara mistery, mistis dan sebangsanya ini disukai penonton? Sampai dibela-belain ngintip dari balik selimut karena ngeri (ini kelakuan anakku kalau nonton, hehehe….).

Jawabannya, mungkin karena masyarakat kita, dalam kesehariannya masih amat mempercayai hal-hal semacam ini. Di  aktifitas sehari-harinya mereka tidak lepas dari kejadian-kejadian seperti ini.
Misalnya saja, kalau ada sebuah rumah kosong di sekitar tempat tinggal kita, biasanya akan ada rumor kalau sering ada penampakan di rumah kosong itu, dan ketika ditelusuri oleh tim-tim mistery itu, ternyata memang di rumah itu ada penunggunya jin A, jin B, dan sebagainya.

Kalau secara pribadi sih aku sendiri tidak yakin apakah aku pernah mengalami hal-hal gaib itu. Sebab aku  merasa biasa saja. Walaupun kata ibuku, waktu masih kecil dulu aku beberapa kali mengalami hal gaib itu. Seperti salah satu cerita, (kalau nggak salah, aku masih umur 4 tahun) ketika kami sekeluarga naik Kereta Api dari Surabaya ke Jakarta untuk liburan ke rumah nenekku dari pihak ayah. Saat itu ayah mengantar aku dan adikku ke toilet karena pingin pipis. Aku yang sudah selesai, oleh ayah di suruh menunggu di depan pintu toilet karena ayahku masih membantu adikku.
Berdiri di depan toilet ternyata tidak nyaman karena berkali-kali nyaris terhimpit orang yang lalu-lalang di depan toilet itu. Maka akupun memutuskan untuk kembali sendiri ke tempat duduk dimana ibuku dan salah seorang adikku yang lain sedang menunggu.
Akupun melangkah sambil menengok kanan kiri mencari tempat duduk ibuku. Tidak ada. Jadi akupun meneruskan melangkah ke gerbong lainnya. Begitu langkah kakiku masuk ke gerbong lain itu, aku melihat banyak orang yang duduk di lantai kereta karena gerbong itu tidak ada kursinya.
“Mau ke mana dik?” salah seorang bapak berpakaian kelasi menegurku.
“Mau ke sana…” aku menunjuk ujung gerbong. (aku tidak tahu kalau gerbong ini adalah gerbong barang paling belakang)
“Ke sana mau mencari siapa?” tanya si bapak lagi.
“Mau cari ibu…” jawabku.
“Oh, mau cari ibu ya…. Ayo, sini om antar…” katanya sambil menggendongku dan dibawa ke arah balik.
Aku ingat si om menanyakan sepanjang gerbong ke gerbong, kira-kira siapa yang kehilangan anak, yang akhirnya berhasil menemukan tempat duduk ibuku di gerbong dua dari depan. Ayahku dan adikku juga sudah ada di tempat duduk dan sedang kebingungan karena aku tidak ada.
Asik kan, aku merasa kalau aku hanya melewati sambungan gerbong itu satu kali, tetapi kenyataannya, aku sudah melewati delapan gerbong sehingga sampai di gerbong paling belakang.
Saat itu kudengar orang-orang dewasa tidak percaya aku melangkah sendiri melewati sambungan gerbong kereta sampai delapan gerbong sebab yang orangtua saja harus berhati-hati melompat ketika melewati sambungan itu. Mereka berpikir bahwa saat itu pasti ada ‘sesuatu’ yang menuntun atau membawaku. Wallahu alam.

Waktu sudah besar, ketika sedang campink atau naik gunung, sering sekali di tengah malam yang sepi  di tengah hutan, di lereng gunung itu aku merasa mendengar suara gamelan jawa seperti karawitan yang sedang digelar untuk sebuah acara. Kalau waktu itu sih aku selalu menganggap kalau saat itu pasti sedang ada orang kampung sekitar situ yang sedang punya hajat. Mungkin nanggap wayang sampai pagi, pikirku.

Kalau beberapa waktu lalu, ketika aku masih sering membuat kue untuk dijual pagi hari, sering sekali di jam-jam antara jam 02.00 dini hari sampai jam 03.00, aku keluar melihat-lihat suasana malam sambil mencari daun pandan atau daun pisang yang sering lupa kusiapkan sorenya.
Saat-saat seperti itu aku seperti mendengar keriuhan yang tidak jelas sumbernya. Seperti suara ibu-ibu ngobrol ataupun seperti suara riuhnya pasar. Hiruk pikuk. Banyak suara sayup-sayup tapi dekat tapi tidak jelas sumbernya di mana.
Kadang aku sampai bertanya-tanya, apa tetanggaku yang ini sedang ada tamu sehingga mereka ngobrol sampai pagi, atau mungkin tetangga yang itu? Tapi  tetangga yang itu tidak ada perempuan dewasa lain di rumahnya,…


Pertanyaan-pertanyan itu dulu tidak pernah kucari jawabnya. Kubiarkan berlalu begitu saja. Sampai akhirnya beberapa waktu yang lalu aku menonton tayangan mistery di TV dan salah seorang praktisi supranaturalnya mengungkapkan bahwa suara-suara yang muncul/terdengar itu biasanya adalah rekaman peristiwa masa lalu yang pada saat-saat tertentu dapat muncul kembali. Atau bisa juga, di sekitar tempat terdengarnya suara itu memang adalah tempat berkumpulnya makhluk astral atau jin yang memang sedang melakukan aktifitasnya. (mungkin mereka memang sedang berada di pasar dan melakukan aktifitas jual beli seperti kita, manusia)

Kurasa juga para jin itu pasti bukan sengaja menakut-nakuti aku, tapi mereka memang sedang beraktifitas seperti biasa. Aku saja yang salah waktu, harusnya jam segitu kan sedang nyenyak tidur di kasur yang empuk, bukannya keluyuran di kebun mencari daun pandan ataupun daun pisang…. Hehehe….



Bogor, 10 Juni 2013
(Gerimis menemani aku di malam ini, setelah satu hari yang tidak berpihak padaku…..)