Ada kisah pendek tentang dua ekor anak kucing ini. Hanya kisah biasa sih, tapi daripada terlupa kalau tidak ditulis, mending kutulis saja ya….
Beberapa hari yang lalu, ibuku
bercerita kalau ada serombongan kecil keluarga kucing yang mengikuti langkah kaki
orang yang lewat depan rumah. Tapi ketika sampai depan rumah ibuku, kedua ekor
anak kucing itu tiba-tiba berhenti dan ikut masuk ibuku ke dalam rumah.
Dengan berbagai pertimbangan,
diantaranya adalah kasihan dan mungkin dapat mengusir tikus-tikus yang sudah
membuat kerajaan sendiri di rumah ibuku ini, diterimalah kedatangan kedua ekor
anak kucing itu dengan hati lapang.
Hari kedua si kucings ada di
rumah, datanglah seekor kucing betina dengan putting susu yang menggayut seolah
masih menyusui. Sambil mengeong-ngeong, dia mungkin memanggil kedua ekor anak
kucing itu. Tapi kedua ekor anak kucing itu malahlari ketakutan.
Hari ketiga, si kucing betina datang
lagi. Kali ini kedua ekor anak kucing menghadapi kucing betina itu dengan
menggeram, memberdirikan (bahasa apa ini?!) seluruh bulu di tubuhnya sampai
badannya melengkung posisi siaga siap menyerang atau membela diri.
Lho, koq gitu?
Kenapa kedua anak kucing ini
menjadi dua ekor anak kucing yang durhaka?
Kenapa setelah mendapatkan tempat
yang layak, mereka jadi lupa dan tidak mengakui lagi pada induknya?!
“Ooooh, kenapa kalian jadi malin
kundang kucing anak-anakku……” kira-kira begitulah sedu sedan si kucing betina
ketika berjalan pergi keluar dari halaman rumah ibuku.
(ini drama yang kubuat)
Ternyata, malam pertama mereka di
rumah ibuku, seekor kucing dewasa jantan telah menyerang keduanya sampai dedel
duwel. Kedua anak kucing itu terluka di kepala, perut, paha sampai
berdarah-darah.
Kemarin, kata ibuku malah yang
seekor sempat tercebur di got karena lari menyelamatkan diri dari kejaran tikus
tong-tong yang gedenya dua kali lipat tubuh mereka. Hahahahaaaa….., yang ini
aku jadi terpingkal-pingkal mendengarnya. Lha koq jadi terbalik?
It’s okey, tidak apa-apa. Kan
kedua anak kucing ini masih kecil, masih bocah….., nggak imbanglah melawan
tikus bangkotan yang sudah nyaris botak kepalanya. Tunggu beberapa waktu lagi.
(tapi sampai kapan?! Keburu kerajaan
tikus di rumah ibu ini melebarkan sayapnya menyerang dan menduduki kamarku yang
kebetulan terletak di belakang di sebelah dapur)
Nah, yang lucu tadi pagi….
Ketika terdengar hiruk pikuk di
luar kamar, akupun keluar.
Kulihat beberapa ekor tikus
tong-tong berseliweran di garasi, berlarian kabur ke got melihat kedatanganku,
sementara dua ekor anak kucing itu berdiri berhimpitan ketakutan.
(mungkin waktu aku belum datang ke
garasi tadi, mereka berdua sedang mendapat ancaman dari para tikus tong-tong
sampai mereka berdua pucat dan gemetaran…., hihihi…., ini juga hasil rekaanku…)
Di atas itu foto kedua ekor anak
kucing yang sedang ketakutan berdua,
agak kurang jelas memang, karena kufoto dari dapur sedangkan hp ku tidak mampu
mengambil focus obyek sejauh itu (kira-kira 4 meter).
Sudah. Itu saja tentang kedua
ekor anak kucing itu untuk hari ini.
Surabaya, 12 Mei 2015