Senin, 11 Mei 2015

Tentang Dua Ekor Anak Kucing


Ada kisah pendek tentang dua ekor anak kucing ini. Hanya kisah biasa sih, tapi daripada terlupa kalau tidak ditulis, mending kutulis saja ya….

Beberapa hari yang lalu, ibuku bercerita kalau ada serombongan kecil keluarga kucing yang mengikuti langkah kaki orang yang lewat depan rumah. Tapi ketika sampai depan rumah ibuku, kedua ekor anak kucing itu tiba-tiba berhenti dan ikut masuk ibuku ke dalam rumah.

Dengan berbagai pertimbangan, diantaranya adalah kasihan dan mungkin dapat mengusir tikus-tikus yang sudah membuat kerajaan sendiri di rumah ibuku ini, diterimalah kedatangan kedua ekor anak kucing itu dengan hati lapang.

Hari kedua si kucings ada di rumah, datanglah seekor kucing betina dengan putting susu yang menggayut seolah masih menyusui. Sambil mengeong-ngeong, dia mungkin memanggil kedua ekor anak kucing itu. Tapi kedua ekor anak kucing itu malahlari ketakutan.

Hari ketiga, si kucing betina datang lagi. Kali ini kedua ekor anak kucing menghadapi kucing betina itu dengan menggeram, memberdirikan (bahasa apa ini?!) seluruh bulu di tubuhnya sampai badannya melengkung posisi siaga siap menyerang atau membela diri.

Lho, koq gitu?
Kenapa kedua anak kucing ini menjadi dua ekor anak kucing yang durhaka?
Kenapa setelah mendapatkan tempat yang layak, mereka jadi lupa dan tidak mengakui lagi pada induknya?!
“Ooooh, kenapa kalian jadi malin kundang kucing anak-anakku……” kira-kira begitulah sedu sedan si kucing betina ketika berjalan pergi keluar dari halaman rumah ibuku.
(ini drama yang kubuat)

Ternyata, malam pertama mereka di rumah ibuku, seekor kucing dewasa jantan telah menyerang keduanya sampai dedel duwel. Kedua anak kucing itu terluka di kepala, perut, paha sampai berdarah-darah.

Kemarin, kata ibuku malah yang seekor sempat tercebur di got karena lari menyelamatkan diri dari kejaran tikus tong-tong yang gedenya dua kali lipat tubuh mereka. Hahahahaaaa….., yang ini aku jadi terpingkal-pingkal mendengarnya. Lha koq jadi terbalik?
It’s okey, tidak apa-apa. Kan kedua anak kucing ini masih kecil, masih bocah….., nggak imbanglah melawan tikus bangkotan yang sudah nyaris botak kepalanya. Tunggu beberapa waktu lagi.
(tapi sampai kapan?! Keburu kerajaan tikus di rumah ibu ini melebarkan sayapnya menyerang dan menduduki kamarku yang kebetulan terletak di belakang di sebelah dapur)

Nah, yang lucu tadi pagi….
Ketika terdengar hiruk pikuk di luar kamar, akupun keluar.
Kulihat beberapa ekor tikus tong-tong berseliweran di garasi, berlarian kabur ke got melihat kedatanganku, sementara dua ekor anak kucing itu berdiri berhimpitan ketakutan.
(mungkin waktu aku belum datang ke garasi tadi, mereka berdua sedang mendapat ancaman dari para tikus tong-tong sampai mereka berdua pucat dan gemetaran…., hihihi…., ini juga hasil rekaanku…)

Di atas itu foto kedua ekor anak kucing  yang sedang ketakutan berdua, agak kurang jelas memang, karena kufoto dari dapur sedangkan hp ku tidak mampu mengambil focus obyek sejauh itu (kira-kira 4 meter).

Sudah. Itu saja tentang kedua ekor anak kucing itu untuk hari ini.



Surabaya, 12 Mei 2015