Kamis, 04 Januari 2018

Selamat Berbahagia untuk Reza dan Khanza


Sering mendapat undangan Resepsi Pernikahan, dari yang tadinya undangan teman-teman yang menikah sampai akhirnya undangan pernikahan dari anak-anak teman.
Waktu berlalu begitu cepat, seolah baru kemarin masih pergi kuliah, ternyata sekarang anak yang pergi kuliah.

Ternyata pula, sudah tiga tahun lebih aku benar-benar meninggalkan Jakarta dan tidak bekerja lagi. Padahal seolah baru kemarin aku menjelajah Kabupaten Lebak dengan Reza untuk urusan pekerjaan (yang ternyata adalah Job terakhirku bekerja sebagai Interviewer di Nielsen, karena kemudian aku pindah ke Malang)
Reza adalah partner kerjaku di beberapa waktu terakhir sebelum aku keluar dari pekerjaanku. Usianya masih muda, hanya lebih tua kira-kira 4 atau 5 tahun dari anak pertamaku, yang kebetulan pula dia adalah keponakan dari rekan kerjaku juga.

Aku lupa awalnya job apa yang mempertemukan kami sehingga akhirnya jadi partner (yang cukup solid dan kompak, menurutku), tetapi aku ingat kalau dia sms aku dan menanyakan apakah aku sudah dapat teman jalan dan kalau belum, apa boleh dia jalan dengan aku.
Kebetulan saat itu aku memang belum mencari teman buat jalan bareng, jadi ya kuterima saja tawarannya daripada susah-susah cari teman lagi.

Oh ya, jenis pekerjaanku sebagai Interviewer ini mungkin tidak terlalu familiar bagi banyak orang karena aku sendiri juga baru tahu jenis pekerjaan dan cara bekerjanya setelah benar-benar masuk sebagai bagian di dalamnya.

Kantorku adalah Perusahaan Survey Marketting yang dalam operasionalnya membutuhkan banyak sekali petugas lapangan yang disebar ke seluruh wilayah target. Nah, untuk mengakomodir petugas lapangan inilah ada beberapa orang Koordinator yang membawahi beberapa orang Supervisor, dan SPV ini membawahi langsung beberapa orang Interviewer. Interviewer inilah yang melakukan riset di lapangan
.
Sepertinya (di kantorku dulu, nggak tahu kalau sekarang) masing-masing Koordinator punya spesifikasi dalam mengerjakan Job dari Klien.  Ada yang special job mudah, sedang sampai susah. Yang kebetulan aku di bawah Koordinator Spesial Job Susah. Susah di sini dalam artian tingkat kesulitan dalam mencari target responden.  Biasanya berhubungan dengan Instansi Pemerintah, BUMN, Bank, Maskapai, Saham, dan lain-lain, dan sasaran targetnya biasanya minimal Manager Perusahaan.

Kalau yang mudah, biasanya riset tentang popok bayi, mie instan, minuman kemasan, dan lain-lain,  dengan target ibu-ibu rumah tangga di suatu wilayah tertentu. Cari ibu-ibu rumah tangga tidak terlalu susah kan?

Nah, kalau yang kumaksud 'target' tadi adalah Calon Responden, yaitu orang-orang yang akan kita wawancarai untuk ditanya-tanya tanggapannya pada suatu produk tertentu dan kita melakukannya dengan metode tertentu pula.

Masing-masing Job biasanya diserahkan pada SPV untuk eksekusinya. SPV inilah yang akan membrieffing Interviewernya untuk mengerjakan di lapangan. Sifat Jobnyapun berbeda-beda. Ada yang bisa dikerjakan sendiri, ada pula yang harus berpartner. Interviewer yang baru-baru, biasanya akan mencari partner orang lama biar dapat selahnya dalam mencari responden. Sebab kalau belum terbiasa memang agak sulit juga mendapatkan responden. Pertama kurang percaya diri, atau rasa malu untuk menegur seseorang yang belum kenal dan meminta waktu pada orang tersebut untuk melakukan wawancara. Seringkali masyarakat yang kita temui banyak yang menganggap Interviewer sama dengan Sales yang menawarkan dagangan, sehingga baru melihat saja, kita belum ngomong apa-apa, sudah langsung diusir…. #syediiihhuhuhu

Kembali tentang Jobku yang terakhir dengan Reza, aku lupa nama Jobnya apa, tapi Responden kami adalah Pemilik Konter Penjual Pulsa yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Lebak Banten dengan alamat tujuan hanya Nama Konter dan Koordinat, tidak ada nama jalannya. Aku sudah pernah menuliskan pengalamanku waktu mengerjakan Job ini duluuu, tidak lama setelah selesai semua. https://aandiane.blogspot.co.id/

Sekarang tentang Reza. Reza sendiri addalah sosok anak muda yang tangguh, yang saat itupun masih berkuliah. Secara fisik, dia gagah, tinggi besar dan handsome. Kalau pas dapat responden gadis-gadis, seringkali kulihat mereka sering mencuri pandang pada Reza dan tersipu malu…. Tapi kalau pas respondennya ibu-ibu yang bawel dan ganjen, Reza suka digodain habis-habisan… Biasanya kubilang kalau dia anakku, badannya aja yang besar, tapi sebetulnya usianya masih muda banget, jadi ngegodanya jangan kelewatan.

Secara kepribadian, Reza anak yang baik, sopan, sayang sekali pada keluarga terutama ibunya, dan bertanggung jawab  serta taat sekali pada agamanya. Anak yang sholeh. Tidak pernah melewatkan 5 waktunya.

Kami partner yang cocok dalam banyak hal, termasuk saling curhat. Reza curhat semua hal tentang dirinya, pacarnya (saat itu), kuliahnya, rumahnya, dan lain-lain. Diapun pernah kuajak menemani aku ketika ada acara ketemuan dengan teman-temanku, sebab biasanya waktunya setelah aku dan Reza pulang dari wawancara responden. Jadi sambil lewat ya sekalian saja.

Pernah satu saat, aku baru datang dari Surabaya dan dijemput Reza karena rencananya kami akan langsung mencari responden. Dia menawarkan apa aku mau diantar untuk menemui suamiku di tempat kerjanya, yang saat itu masih bekerja di sekitar Jakarta Kota dan sudah beberapa waktu tidak ketemu.
Dia duduk menjauh dari aku dan suamiku, “Za, duduk sini aja. Kenapa jauh-jauh gitu…” tegurku.
“Nggak apa-apa bu, ibu ngobrol aja dulu sama bapak, kan sudah lama nggak ketemu pasti banyak yang mau disampaikan secara pribadi….” Jawabnya sambil tetap menjauh.

Ah, banyak sekali kenanganku selama jalan dengan Reza. Malah sering oleh teman-teman yang lain kami disebut pasangan menantu dan mertua, hehehe…. (teman-teman kerjaku tahu kalau aku punya anak gadis yang sudah kuliah)
“Mbak…, koq sendirian…., mantu ke mana mantu?” Tanya temanku kalau kebetulan melihat aku sendirian di kantor.
“Lagi sholat…” jawabku enteng.
“Ada yang lihat mantuku gak ya?” aku sendiri juga sering bertanya begitu kalau di kantor.

Kemudian aku beli rumah di Malang.  Walaupun saat itu sebetulnya aku masih ingin tetap kerja di Jakarta, tapi aku harus melepaskannya. Banyak yang harus kukerjakan di Malang, jadi semuanya harus kutinggalkan.
Barang-barangku di Jakarta juga Reza yang ngurusin, diambil dari tempat kostku dan diantar ke tempat adikku di Depok. Karena saat pulang dari Jakarta waktu itu, aku masih berencana untuk balik.

Ketika aku sudah tidak bekerja lagi di Jakarta, sesekali aku masih berkomunikasi dengan Reza. Satu waktu, dia mengirimkan foto seorang gadis cantik.
“Bu, saat ini saya lagi deket sama cewek ini, namanya Khanza panggilannya Icha, orang Surabaya, cantik kan?” katanya.
“Iya Za, cantik… kenal di mana?” tanyaku.
“Dia punya kios di Tanah Abang bu…” jawabnya.
Hohoho…., tahulah aku bagaimana cara mereka bisa kenalan. Pasti waktu Reza cari responden di Tanah Abang dan secara tidak sengaja nyangkut ke kios si Icha ini, pikirku.

Rupanya kedekatan mereka berlanjut, dan kemarin, tepat hari Selasa tanggal 2 januari 2018, aku menghadiri Resepsi Pernikahan Reza dan Khanza di Surabaya.
Selamat Menempuh Hidup Baru bagi Kalian berdua, semoga menjadi Keluarga Sakinah Mawadah Warohmah.



Malang, 5 Januari 2018
#akukapanmantuya
#temankusudahbanyakyangmantu

#bahkanadayangsudahbercucu