Sering mendapat undangan Resepsi
Pernikahan, dari yang tadinya undangan teman-teman yang menikah sampai akhirnya
undangan pernikahan dari anak-anak teman.
Waktu berlalu begitu cepat,
seolah baru kemarin masih pergi kuliah, ternyata sekarang anak yang pergi
kuliah.
Ternyata pula, sudah tiga tahun lebih
aku benar-benar meninggalkan Jakarta dan tidak bekerja lagi. Padahal seolah
baru kemarin aku menjelajah Kabupaten Lebak dengan Reza untuk urusan pekerjaan
(yang ternyata adalah Job terakhirku bekerja sebagai Interviewer di Nielsen,
karena kemudian aku pindah ke Malang)
Reza adalah partner kerjaku di
beberapa waktu terakhir sebelum aku keluar dari pekerjaanku. Usianya masih
muda, hanya lebih tua kira-kira 4 atau 5 tahun dari anak pertamaku, yang
kebetulan pula dia adalah keponakan dari rekan kerjaku juga.
Aku lupa awalnya job apa yang
mempertemukan kami sehingga akhirnya jadi partner (yang cukup solid dan kompak,
menurutku), tetapi aku ingat kalau dia sms aku dan menanyakan apakah aku sudah
dapat teman jalan dan kalau belum, apa boleh dia jalan dengan aku.
Kebetulan saat itu aku memang
belum mencari teman buat jalan bareng, jadi ya kuterima saja tawarannya
daripada susah-susah cari teman lagi.
Oh ya, jenis pekerjaanku sebagai
Interviewer ini mungkin tidak terlalu familiar bagi banyak orang karena aku
sendiri juga baru tahu jenis pekerjaan dan cara bekerjanya setelah benar-benar
masuk sebagai bagian di dalamnya.
Kantorku adalah Perusahaan Survey
Marketting yang dalam operasionalnya membutuhkan banyak sekali petugas lapangan
yang disebar ke seluruh wilayah target. Nah, untuk mengakomodir petugas
lapangan inilah ada beberapa orang Koordinator yang membawahi beberapa orang
Supervisor, dan SPV ini membawahi langsung beberapa orang Interviewer. Interviewer
inilah yang melakukan riset di lapangan
.
Sepertinya (di kantorku dulu,
nggak tahu kalau sekarang) masing-masing Koordinator punya spesifikasi dalam
mengerjakan Job dari Klien. Ada yang special
job mudah, sedang sampai susah. Yang kebetulan aku di bawah Koordinator Spesial
Job Susah. Susah di sini dalam artian tingkat kesulitan dalam mencari target
responden. Biasanya berhubungan dengan
Instansi Pemerintah, BUMN, Bank, Maskapai, Saham, dan lain-lain, dan sasaran
targetnya biasanya minimal Manager Perusahaan.
Kalau yang mudah, biasanya riset
tentang popok bayi, mie instan, minuman kemasan, dan lain-lain, dengan target ibu-ibu rumah tangga di suatu
wilayah tertentu. Cari ibu-ibu rumah tangga tidak terlalu susah kan?
Nah, kalau yang kumaksud 'target' tadi adalah
Calon Responden, yaitu orang-orang yang akan kita wawancarai untuk
ditanya-tanya tanggapannya pada suatu produk tertentu dan kita melakukannya
dengan metode tertentu pula.
Masing-masing Job biasanya
diserahkan pada SPV untuk eksekusinya. SPV inilah yang akan membrieffing
Interviewernya untuk mengerjakan di lapangan. Sifat Jobnyapun berbeda-beda. Ada
yang bisa dikerjakan sendiri, ada pula yang harus berpartner. Interviewer yang
baru-baru, biasanya akan mencari partner orang lama biar dapat selahnya dalam
mencari responden. Sebab kalau belum terbiasa memang agak sulit juga
mendapatkan responden. Pertama kurang percaya diri, atau rasa malu untuk menegur
seseorang yang belum kenal dan meminta waktu pada orang tersebut untuk
melakukan wawancara. Seringkali masyarakat yang kita temui banyak yang
menganggap Interviewer sama dengan Sales yang menawarkan dagangan, sehingga baru
melihat saja, kita belum ngomong apa-apa, sudah langsung diusir….
#syediiihhuhuhu
Kembali tentang Jobku yang
terakhir dengan Reza, aku lupa nama Jobnya apa, tapi Responden kami adalah
Pemilik Konter Penjual Pulsa yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Lebak
Banten dengan alamat tujuan hanya Nama Konter dan Koordinat, tidak ada nama
jalannya. Aku sudah pernah menuliskan pengalamanku waktu mengerjakan Job ini
duluuu, tidak lama setelah selesai semua. https://aandiane.blogspot.co.id/
Sekarang tentang Reza. Reza
sendiri addalah sosok anak muda yang tangguh, yang saat itupun masih berkuliah.
Secara fisik, dia gagah, tinggi besar dan handsome. Kalau pas dapat responden
gadis-gadis, seringkali kulihat mereka sering mencuri pandang pada Reza dan
tersipu malu…. Tapi kalau pas respondennya ibu-ibu yang bawel dan ganjen, Reza
suka digodain habis-habisan… Biasanya kubilang kalau dia anakku, badannya aja
yang besar, tapi sebetulnya usianya masih muda banget, jadi ngegodanya jangan
kelewatan.
Secara kepribadian, Reza anak
yang baik, sopan, sayang sekali pada keluarga terutama ibunya, dan bertanggung jawab serta taat sekali pada agamanya. Anak yang sholeh. Tidak pernah melewatkan 5
waktunya.
Kami partner yang cocok dalam
banyak hal, termasuk saling curhat. Reza curhat semua hal tentang dirinya,
pacarnya (saat itu), kuliahnya, rumahnya, dan lain-lain. Diapun pernah kuajak
menemani aku ketika ada acara ketemuan dengan teman-temanku, sebab biasanya
waktunya setelah aku dan Reza pulang dari wawancara responden. Jadi sambil
lewat ya sekalian saja.
Pernah satu saat, aku baru datang
dari Surabaya dan dijemput Reza karena rencananya kami akan langsung mencari
responden. Dia menawarkan apa aku mau diantar untuk menemui suamiku di tempat
kerjanya, yang saat itu masih bekerja di sekitar Jakarta Kota dan sudah
beberapa waktu tidak ketemu.
Dia duduk menjauh dari aku dan
suamiku, “Za, duduk sini aja. Kenapa jauh-jauh gitu…” tegurku.
“Nggak apa-apa bu, ibu ngobrol
aja dulu sama bapak, kan sudah lama nggak ketemu pasti banyak yang mau
disampaikan secara pribadi….” Jawabnya sambil tetap menjauh.
Ah, banyak sekali kenanganku
selama jalan dengan Reza. Malah sering oleh teman-teman yang lain kami disebut
pasangan menantu dan mertua, hehehe…. (teman-teman kerjaku tahu kalau aku punya
anak gadis yang sudah kuliah)
“Mbak…, koq sendirian…., mantu ke
mana mantu?” Tanya temanku kalau kebetulan melihat aku sendirian di kantor.
“Lagi sholat…” jawabku enteng.
“Ada yang lihat mantuku gak ya?”
aku sendiri juga sering bertanya begitu kalau di kantor.
Kemudian aku beli rumah di
Malang. Walaupun saat itu sebetulnya aku
masih ingin tetap kerja di Jakarta, tapi aku harus melepaskannya. Banyak yang
harus kukerjakan di Malang, jadi semuanya harus kutinggalkan.
Barang-barangku di Jakarta juga
Reza yang ngurusin, diambil dari tempat kostku dan diantar ke tempat adikku di
Depok. Karena saat pulang dari Jakarta waktu itu, aku masih berencana untuk
balik.
Ketika aku sudah tidak bekerja
lagi di Jakarta, sesekali aku masih berkomunikasi dengan Reza. Satu waktu, dia
mengirimkan foto seorang gadis cantik.
“Bu, saat ini saya lagi deket
sama cewek ini, namanya Khanza panggilannya Icha, orang Surabaya, cantik kan?”
katanya.
“Iya Za, cantik… kenal di mana?”
tanyaku.
“Dia punya kios di Tanah Abang bu…”
jawabnya.
Hohoho…., tahulah aku bagaimana
cara mereka bisa kenalan. Pasti waktu Reza cari responden di Tanah Abang dan
secara tidak sengaja nyangkut ke kios si Icha ini, pikirku.
Rupanya kedekatan mereka berlanjut,
dan kemarin, tepat hari Selasa tanggal 2 januari 2018, aku menghadiri Resepsi
Pernikahan Reza dan Khanza di Surabaya.
Selamat Menempuh Hidup Baru bagi
Kalian berdua, semoga menjadi Keluarga Sakinah Mawadah Warohmah.
Malang, 5 Januari 2018
#akukapanmantuya
#temankusudahbanyakyangmantu
#bahkanadayangsudahbercucu