Rabu, 14 Agustus 2013

Styrofoamkah Itu?




Seminggu lebih tidak keluar rumah, otomatis jadwal acaraku adalah nonton TV, browsing, tidur, dan masak mie instan kalau lapar. Sudah, itu saja berulang-ulang sampai rasanya jadi orang paling tidak berguna sedunia.

Mengikuti jadwal nonton TV anakku, aku masih bisa bernafas lega sebab ternyata acara yang ditontonnya masih dalam kategori yang kuijinkan. Dia masih suka nonton Mr. Bean, Sponge Bob, Si Bolang, Pengetahuan tentang Alam, Flora dan fauna, serta beberapa acara komedi. Aku tidak suka kalau dia nonton sinetron yang gak jelas-gak jelas, gak ada manfaatnya.

Salah satu acara komedi bersetting wayang modern dari salah satu stasiun televise swasta yang tiap malam ditontonnya itu lumayan menghibur juga. (Mungkin akan ada yang bilang kalau aku ketinggalan jaman ya, karena acara itu kan sudah lama…., kemana aja selama ini?! Hehehe…., maklum, aku kan jarang di rumah, jam-jam acara itu ditayangkan biasanya aku masih di perjalanan atau bahkan mungkin masih di lokasi survey)

Sungguh, acaranya inovatif dan kreatif, para pemainnyapun ekspressif. Akupun sering tergelak-gelak ketika menontonnya. Tetapi ada satu yang mengusik hatiku tentang property yang digunakan yang selalu ditulis di bawah layar yang menjelaskan kalau property itu tidak berbahaya. Tidak berbahaya dalam artian tidak sakit kalau dipukulkan, jadi anak-anak dilarang meniru memukul temannya dengan kursi, balok, atau apapun lainnya yang terbuat dari bahan aslinya karena yang di tivi itu bukan asli. Kurang lebih pasti seperti itu maksudnya.

Tapi bagiku, aku  melihat property itu sangat berbahaya untuk kehidupan masa depan. Kalau nggak salah, property itu terbuat dari Styrofoam ya? Styrofoam yang kata lainnya adalah sampah abadi? Sampah yang tidak akan pernah terurai sampai kapanpun. Walaupun katanya sekarang ada bahan lain yang dapat ditambahkan pada proses pembuatan Styrofoam itu sehingga benda ini menjadi ramah lingkungan dan akan dapat terurai dalam waktu 4 tahun. Memang lumayan ekstreem bila dibandingkan sampah plastic yang baru akan terurai selama 500 tahun.

Walaupun misalnya Styrofoam ini dapat terurai dalam waktu 4 tahun, tapi kalau tiap hari limbah yang dihasilkan dari acara-acara tivi semacam ini bisa satu ruangan banyaknya…., belum lagi yang dijadikan pembungkus makanan, rasanya tidak perlu waktu lama lagi untuk dapat membuat bumi ini segera tertutup dengan limbah tersebut dan kita semua berenang di atasnya. Selamat datang dunia baru, Dunia Styrefoam!

Yang kuherankan lagi, kenapa juga benda ini masih terus diproduksi dan dipakai untuk berbagai hal di dunia ini, sedangkan para ilmuwan sudah mengisyaratkan dampaknya? Bahkan sebagai pembungkus makananpun benda ini berbahaya untuk kesehatan. Komponen dalam Styrofoam ini (benzen, carsinogen, dan styrene) dapat menimbulkan kesrusakan pada sumsum tulang belakang, menimbulkan anemia dan mengurangi produksi sel darah merah hingga meningkatkan resiko kanker. Apakah hanya karena nilai ekonomisnya yang tinggi sehingga kita harus mengorbankan anak cucu kita?

Di sisi lain kita sudah dihimbau untuk sehemat dan sebijaksana mungkin dalam menggunakan kertas, karena semakin banyak kertas yang kita pakai, akan semakin banyak pula pohon yang kita tebang. Ini kan katanya supaya kita membantu menjaga bumi ini supaya tidak cepat gundul dan mengulur serta mengurangi dampak global warning. Tapi kenapa di sisi lain malah memproduksi limbah?

Entah apa yang kulihat di tivi ini memang benar Styrofoam ataukah hanya mata dan otakku saja yang parno sehingga melihat semua benda seolah calon limbah semua.




Bogor, 15 Agustus 2013