Seminggu lebih tidak keluar
rumah, otomatis jadwal acaraku adalah nonton TV, browsing, tidur, dan masak mie
instan kalau lapar. Sudah, itu saja berulang-ulang sampai rasanya jadi orang paling
tidak berguna sedunia.
Mengikuti jadwal nonton TV
anakku, aku masih bisa bernafas lega sebab ternyata acara yang ditontonnya
masih dalam kategori yang kuijinkan. Dia masih suka nonton Mr. Bean, Sponge
Bob, Si Bolang, Pengetahuan tentang Alam, Flora dan fauna, serta beberapa acara
komedi. Aku tidak suka kalau dia nonton sinetron yang gak jelas-gak jelas, gak
ada manfaatnya.
Salah satu acara komedi
bersetting wayang modern dari salah satu stasiun televise swasta yang tiap
malam ditontonnya itu lumayan menghibur juga. (Mungkin akan ada yang bilang
kalau aku ketinggalan jaman ya, karena acara itu kan sudah lama…., kemana aja
selama ini?! Hehehe…., maklum, aku kan jarang di rumah, jam-jam acara itu
ditayangkan biasanya aku masih di perjalanan atau bahkan mungkin masih di
lokasi survey)
Sungguh, acaranya inovatif dan
kreatif, para pemainnyapun ekspressif. Akupun sering tergelak-gelak ketika
menontonnya. Tetapi ada satu yang mengusik hatiku tentang property yang
digunakan yang selalu ditulis di bawah layar yang menjelaskan kalau property
itu tidak berbahaya. Tidak berbahaya dalam artian tidak sakit kalau dipukulkan,
jadi anak-anak dilarang meniru memukul temannya dengan kursi, balok, atau apapun
lainnya yang terbuat dari bahan aslinya karena yang di tivi itu bukan asli.
Kurang lebih pasti seperti itu maksudnya.
Tapi bagiku, aku melihat property itu sangat berbahaya untuk
kehidupan masa depan. Kalau nggak salah, property itu terbuat dari Styrofoam ya?
Styrofoam yang kata lainnya adalah sampah abadi? Sampah yang tidak akan pernah
terurai sampai kapanpun. Walaupun katanya sekarang ada bahan lain yang dapat
ditambahkan pada proses pembuatan Styrofoam itu sehingga benda ini menjadi
ramah lingkungan dan akan dapat terurai dalam waktu 4 tahun. Memang lumayan
ekstreem bila dibandingkan sampah plastic yang baru akan terurai selama 500
tahun.
Walaupun misalnya Styrofoam ini
dapat terurai dalam waktu 4 tahun, tapi kalau tiap hari limbah yang dihasilkan
dari acara-acara tivi semacam ini bisa satu ruangan banyaknya…., belum lagi
yang dijadikan pembungkus makanan, rasanya tidak perlu waktu lama lagi untuk
dapat membuat bumi ini segera tertutup dengan limbah tersebut dan kita semua
berenang di atasnya. Selamat datang dunia baru, Dunia Styrefoam!
Yang kuherankan lagi, kenapa juga
benda ini masih terus diproduksi dan dipakai untuk berbagai hal di dunia ini,
sedangkan para ilmuwan sudah mengisyaratkan dampaknya? Bahkan sebagai
pembungkus makananpun benda ini berbahaya untuk kesehatan. Komponen dalam Styrofoam
ini (benzen, carsinogen, dan styrene) dapat menimbulkan kesrusakan pada sumsum
tulang belakang, menimbulkan anemia dan mengurangi produksi sel darah merah
hingga meningkatkan resiko kanker. Apakah hanya karena nilai ekonomisnya yang
tinggi sehingga kita harus mengorbankan anak cucu kita?
Di sisi lain kita sudah dihimbau
untuk sehemat dan sebijaksana mungkin dalam menggunakan kertas, karena semakin
banyak kertas yang kita pakai, akan semakin banyak pula pohon yang kita tebang.
Ini kan katanya supaya kita membantu menjaga bumi ini supaya tidak cepat gundul
dan mengulur serta mengurangi dampak global warning. Tapi kenapa di sisi lain
malah memproduksi limbah?
Entah apa yang kulihat di tivi
ini memang benar Styrofoam ataukah hanya mata dan otakku saja yang parno
sehingga melihat semua benda seolah calon limbah semua.
Bogor, 15 Agustus 2013
Referensi : Alamendah’s Blog http://alamendah.org/2012/05/16/styrofoam-atau-sterefoam-sang-sampah-abadi/